Kegiatan Telaah Program Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK) di Hotel Inna Garuda (3/10/2016) (Anisatul Umah/kabarkota.com)
YOGYAKARTA (kabarkota.com) – Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) adakan Telaah Program Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK) di Hotel Inna Garuda (3/10/2016).
BKKBN untuk tahun 2015 – 2019 memiliki beberapa target. Pertama, pertumbuhan penduduk (LPP) 1,21 %, angka kelahiran total 2,28% per wanita, prosentase pemakaian kontrasepsi 66,0 %, kebutuhan ber-KB yang tidak terpenuhi 9,91%, angka kelahiran pada usia 15-19 tahun sebesar 38 kelahiran per 1000 wanita, dan persentase kehamilan yang tidak diinginkan usia 15-49 tahun sebesar 6,6 %.
Sekretaris utama BKKBN, Ambar Rahayu mengatakan secara nasional proses KB belum optimal. Menurutnya dengan review ini BKKBN akan melakukan beberapa akselesari. Program KB, tambahnya, penting dilakukan untuk membuat ketahanan keluarga. Dengan jumlah anak yang direncanakan, akan lebih dapat berpartisipasi dalam pembentukan karakter keluarga.
“Sudah ada instruksi yang jelas dari BKKBN kepada deputi yang menangani Badan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera (KBKS) agar meningkatkan metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP)” ungkapnya kepada kabarkota (3/10/2016).
Menanggapi masih banyaknya angka kehamilan anak di usia remaja karena seks bebas, Rahayu mengatakan kehamilan di luar nikah menjadi permasalahan darurat bangsa yang harus diselesaikan bersama. Berbagai pihak, dari sekolah dan orang tua perlu memberikan pengawasan.
“Makanya keluarga harus kita pertahankan dan berdayakan, kalau mau punya anak ya direncanakan,” tambahnya.
Langkah awal untuk mencapai target BKKBN untuk menekan kenaikan jumlah penduduk dan membuat keluarga berdaya, menurut Rahayu, dilakukan dengan langkah awal konsolidasi dan memetakan daerah. Untuk daerah sudah baik masih perlu dilakukan pengawasan dan pemantauan. Untuk yang harus dilakukan dengan upaya lain, dengan bekerjasama dengan berbagai pihak.
“Saya harapkan keluarga Indonesia menyadari ancaman bangsa adalah tugas kita bersama langkah awalnya adalah dengan ketahanan keluarga,” pungkasnya. (Rep-04/Ed-01)