Mantan menteri ESDM, Sudirman Said (dok. kabarkota.com)
SLEMAN (kabarkota.com) – Pernyataan mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Sudirman Said yang pada intinya mengungkapkan tentang adanya pertemuan antara Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi) dengan Presiden Freeport McMoran Inc, James R. Moffet yang kemudian menjadi cikal bakal keluarnya surat perpanjangan kontrak kegiatan operasipnal Freeport di Indonesia, kini menjadi sorotan publik.
Kepada wartawan di UGM, Sudirman mengaku, dirinya sengaja menjelaskan proses pengambilan kebijakan politik di balik terbitnya surat perpanjangan kontrak freeport yang selama ini dianggap telah melampaui kewenangan dan justru melemahkan posisi tawar Indonesia dalam bernegosiasi dengan freeport ke depan.
Itu, kata Sudirman, sekaligus untuk menjawab apa yang ditulis Mantan Dirjen Minerba, Simon Felix Sembiring dalam bukunya “Satu Dekade Nasionalisme Pertambangan”.
“Itu (penjelasan) karena saya harus menjawab apa yang ditulis dalan bukunya pak Simon. Tidak lebih dari itu. Jadi saya ceritakan kronologisnya saja,” ungkap Direktur Materi dan Debat Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi ini, Kamis (21/2/2019).
Sementara terkait dengan bantahan Presiden Jokowi soal pertemuan rahasia tersebut. Sudirman menyatakan, “Saya tidak menyebut ada pertemuan sembunyi. Saya menyebut ada pertemuan, dan saya menceritakan tentang kronologis, menjelang masuk, saya diberi tahu oleh salah satu asistennya bahwa pak menteri, pertemuan itu (dianggap) tidak ada. Saya tidak pernah menyebut pertemuan rahasia, saya menjelaskan seluruh tahapan pertemuan itu.”
Sebelumnya, dalam diskusi peluncuran buku ‘Satu Dekade Nasionalisme Pertambangan’, di Kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, 20 Februari 2019, sejumlah media melansir, Mantan Menteri ESDM membeberkan adanya pertemuan antara Presiden Jokowi dengan James R. Moffet, yang ia sebut sebagai cikal bakal perpanjangan kontrak tambang emas Freeport di Papua. (Rep-02)
