YOGYAKARTA (kabarkota.com) – Berlarut-larutnya penanganan kasus pembunuhan wartawan Bernas, Fuad Muhammad Syafrudin alias Udin membuat heran para jurnalis beserta jaringan LSM. Pasalnya, dari 1996 hingga 2014 kini, tanda-tanda perkembangan penyelidikan tak begitu tampak.
Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Yogyakarta dengan menggandeng sejumlah band indie serta bekerjasana dengan AJI Indonesia, Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras), Ikatan Keluarga Orang Hilang (IKOHI) dan Anti-Tank meluncurkankan Album Kompilasi Musik Solidaritas untuk Penegakan HAM dengan tajuk "Menolak Lupa" serta Video klip "Lagu untuk Udin" di Taman Budaya Yogyakarta, Kamis, (26/6) besok.
Ketua Panitia acara, Tommy Apriando mengatakan, album "Menolak Lupa" berisi sejumlah lagu karya lima band indie dari Yogyakarta, Solo dan Jakarta. Kelima band itu adalah Siasat, Ilalang Zaman, Banda Neira, Kepal SPI serta Merah Bercerita.
"Semua akan tampil di acara launching ini, kecuali Banda Neira," kata Tommy, Rabu (25/6) sebagaimana tertera di pers release yang diterima kabarkota.com.
Dalam pers releasenya, Tommy menjelaskan, Siasat merupakan band indie dari Solo yang getol memproduksi lagu-lagu bertema kritik sosial. Ilalang Zaman adalah grup musik bentukan aktivis pers mahasiswa dari Universitas Sanata Dharma. Sedangkan Banda Neira merupakan grup musik yang dimotori jurnalis Tempo, Ananda Badudu.
Sementara, Merah Bercerita adalah grup musik bentukan Fajar Merah, putra aktivis asal Solo yang hingga kini masih hilang, Wiji Thukul. Terakhir, Kepal SPI merupakan grup sejumlah musisi jalanan Yogyakarta yang tergabung dalam Serikat Pengamen Indonesia (SPI).
Tommy menjelaskan, materi dari isi semua lagu berisi kritik pada belum tuntasnya banyak kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) di Indonesia. "Dari soal pembunuhan Udin, Munir, Marsinah hingga pelanggaran HAM di Aceh dan Papua," katanya.
Termasuk satu karya terbaru yang disumbangkan Kepal SPI dengan judul "Lagu untuk Udin". "Lagu ini sengaja diciptakan untuk mendesak penuntasan kasus pembunuhan jurnalis Udin yang akan berusia 18 tahun pada 13 Agustus 2014 mendatang. Baru lagu ini yang dilengkapi video klip," kata Tommy.
Album tersebut dikemas dalam bentuk Compact Disk (CD) dengan sampul poster garapan seniman jalanan asal Yogyakarta dan berkarya di bawah bendera Anti-Tank, Andrew Lumban Gaol. CD album tersebut akan dijual ke publik seharga Rp 20.000 per kepingnya.
"Semua keuntungan dari hasil penjualan akan didonasikan untuk keluarga Udin. Sisanya dipakai biaya produksi cetak CD Album 'Menolak Lupa' lainnya. Panitia dan semua band tidak ambil untung," ujar Tommy.
Sementara, video klip 'Lagu Untuk Udin', kata Tommy, akan diunggah melalui youtube dan media sosial agar bisa dinikmati publik secara gratis. Tujuan pembuatan Klip ini memang didedikasikan bagi kampanye kasus Udin.
Ketua AJI Yogyakarta, Hendrawan Setiawan menjelaskan, penyelenggaraan acara ini sebagai bagian dari upaya membangkitkan kembali ingatan publik tentang belum tuntasnya banyak kasus pelanggaran HAM, khususnya pembunuhan Udin. Disamping itu, AJI Yogyakarta akan menggandeng sebanyak mungkin kalangan agar aktif ikut mendukung kampanye penuntasan kasus pembunuhan jurnalis asal Bantul itu.
"Apalagi, AJI Yogyakarta sedang mendorong penolakan pada klaim Polda DIY tentang masa kadaluwarsa kasus Udin yang akan jatuh pada 13 Agustus 2014. Kami ingin mereka yang di luar komunitas jurnalis terlibat dalam kampanye ini," ujarnya.
Hendrawan menegaskan, pelibatan publik bisa membantu penguatan desakan kepada kepolisian agar secepatnya membuka kembali penyelidikan kasus Udin. "Desakan publik pasti makin meluas. Polisi harus segera berkerja," kata Hendrawan. (din/kim)