Meraup Untung Promosi Online ala Teknopreneur dari Bantul

Mentoring Bisnis Pekanan #16 di Bengkel Dakwah Bantul, Sabtu (28/7/2018). (sutriyati/kabarkota.com)

BANTUL (kabarkota.com) – Bisnis dan teknologi, dua hal yang tak terpisahkan di tengah persaingan global yang semakin ketat, serta era digital seperti sekarang. Nova Suparmanto, seorang teknopreneur asal Bantul yang sukses mengembangkan industri kompor batik “Astoetik manjadi salah satu bukti konkritnya.

Bacaan Lainnya

Nova yang merintis usaha kompor batik bertenaga listrik sejak 2004 lalu itu, kini sudah memetik buah manis dari bisnisnya, dengan memproduksi sekitar 2.000 – 3.000 unit kompor per tahun. Pria 29 tahun ini berpendapat bahwa kehadiran teknologi informasi yang kian canggih, seperti internet dan smartphone sangat efektif untuk mempromosikan produknya.

“Sangat efektif dibandingkan promosi konvensional yang membutuhkan tenaga dan biaya yang besar,” kata Nova, saat ditemui kabarkota.com, di Bengkel Dakwah, Sabtu (28/7/2018).

Namun untuk memenangkan persaingan, menurutnya, promosi saja tak cukup. Alumnus Fakultas Teknik UNY ini menngungkapkan, dirinya juga mengadopsi kunci teknopreneur ala BJ Habibie yang menekankan pada Kualitas (Quality), harga (cost), dan layanan (delivery).

Kualitas barang harus dijaga, lanjut Nova, melalui sertifikasi produk dengan SNI. Selanjutnya soal harga, mencakup harga produksi dan harga penjualan yang harus juga diperhitungkan, serta layanan yang tidak hanya bisa dilakukan secara online, tetapi juga offline.

Ke depan, pemuda asal Dusun Jeblog, RT 02, Desa Tirtonirmolo, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul, DIY ini bermimpi untuk bisa membangun “one stop batik services” untuk lebih memenuhi kebutuhan konsumen. Mengingat, saat ini, pelanggan kompor batik listrik buatannya tak sebatas kalangan industri, tapi juga sudah merambah dunia pendidikan. (sutriyati)

Pos terkait