YOGYAKARTA (kabarkota.com) – Ketua Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan (TKPK) Kota Yogyakarta, Imam Priyono menuturkan, dari 488.000 jumlah penduduk Kota Yogyakarta, 37.600 diantaranya merupakan penduduk miskin. Hal tersebut didasarkan pendataan yang dilakukan TKPK. Itu artinya, angka kemiskinan di Kota Yogyakarta sebesar 9,38 persen.
Imam yang juga Wakil Walikota Yogyakarta menjelaskan jika penduduk tersebut disebut miskin didasarkan atas beberapa faktor. Adapun faktor itu diantaranya, tempat tinggal yang tidak layak untuk ditempati keluarga dan pendapatan keluarga sangat kecil.
"Misalnya, 300 ribu perbulan. Kalau untuk memenuhi kebutuhan keluarga, termasuk anak-anaknya, kan tidak bisa. Apalagi jika ada ibu yang mau melahirkan," kata Imam.
Untuk itu, lanjut Imam, Pemerintah Kota Yogyakarta membentuk TKPK. TKPK yang dibentuk sejak 2006 ini diklaim bertujuan mengurangi tingkat kemiskinan di Kota Yogyakarta.
Salah satu anggota tim TKPK, Erni Februaria mengatakan, TKPK telah melakukan kerjasama dengan beberapa pihak, seperti perbankan, BUMN, restoran, hotel, dan perusahaan lain di Kota Yogyakarta yang diajak menjadi gathering untuk membantu menanggulangi kemiskinan di Kota Yogyakarta.
Erni menjelaskan, wujud dari kerjasama tersebut tidak langsung berupa nominal (uang), melainkan menyediakan pekerjaan maupun pelatihan agar bisa mendapatkan keterampilan. "Kami bermaksud menaikkan kemampuan sumber daya manusianya," ujar Erni. Program tersebut akan difokuskan pada kecamatan, yaitu Terban, Gedongkuwo, Pringgokusuman, Prenggan, Pandeyan, dan Prawirodirjan.
Ia menegaskan jika TKPK bukan untuk mengubah masyarakat menjadi tidak miskin melainkan bisa membuat masyarakat menjadi sejahtera.
"Tidak hanya menaikkan (tingkat kehidupan) mereka, selain itu juga untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat dari segi distribusi informasi, termasuk masalah pekerjaan," ujarnya (din/kim)