SLEMAN (kabarkota.com) – Meninggalnya guru besar Fakultas Filsafat UGM, Damardjati Supadjar, meninggalkan duka sekaligus kesan mendalam bagi para koleganya. Bagi Prabukusumo, adik Sri Sultan Hamengku Buwono X, Damardjati adalah sosok yang tulus.
”Artinya begini, baik atau buruk disampaikan. Orang kan jarang yang seperti itu,” kata Prabukusumo kepada wartawan di Balairung UGM, Selasa (18/2).
Pria yang akrab disapa Gusti Prabu ini juga mengaku punya kesan tersendiri terhadap almarhum. ”Saya minta beliau mengisi acara di Jogja TV, tapi beliau itu kan suka 'saru', jadi saya sempat pesan jangan pakai itu, nggak enak,” cerita Gusti Prabu sembari tersenyum.
Ia juga mengakui kedekatan Damardjati dengan kerabat kraton. "Beliau dekat sengan Ngarso Dalem (Sultan) juga,” tambahnya.
Sebagai budayawan Jawa, Damardjati tidak hanya paham masalah ilmu "kejawen" juga paham Alquran dan Hadist.
Sedangkan bagi budayawan, Emha Ainun Nadjib atau lebih dikenal Cak Nun, mantan ketua Senat Fakultas Filsafat UGM ini kreatif. “Kalau orang lain hanya bisa melihat tabirnya, maka beliau bisa membuka tabir-tabirnya,” kata Cak Nun kepada wartawan yang turut hadir dalam upacara penyemayaman almarhum.
Lain lagi pendapat teman seprofesi di Filsafat UGM, Achmad Charris Zubair. Laki-laki ini mengaku mengenal sosok budayawan "nyentrik" itu sejak masih duduk di bangku kuliah. ”Saya sudah lama mengenal beliau, sejak 1971 ketika masih kuliah,” jelasnya.
Bagi Charris yang kini Dosen Filsafat UGM, ada hal yang perlu disadari dari petuah yang disampaikan Damardjati.
“Beliau pernah mengatakan bahwa UGM dan universitas-universitas lain adalah universitas kecil dan dosen-dosennya masih mudah dalam memberi pertanyaan. Sehingga ketika mereka lulus belum tentu menjadi manusia,” kata Charris kepada kabarkota.com.
Rektor UGM, Pratikno, mengatakan, Damardjati merupakan sosok guru besar panutan. “Sepanjang karirnya mempunyai komitmen besar pada UGM, pada Indonesia, dan nilai-nilai kemanusiaan,” tegasnya.
Setelah cukup lama sakit, Damardjati meninggal dunia pada Senin (17/2) sekitar pukul 17.00 WIB. Almarhum yang semasa hidupnya aktif sebagai dosen Program Doktor Ilmu Filsafat Fakultas Filsafat UGM ini meninggalkan satu istri dan empat anak. Jenazah dimakamkan di Losari, Grabag, Magelang. (tya)
SUTRIYATI