YOGYAKARTA – Sejumlah tokoh nasional menggagas sebuah forum yang akan memperjuangkan hak-hak masyarakat pribumi Indonesia. Forum tersebut diinisiatori oleh MS.Ka’ban, (mantan Meteri Kehutanan Era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono,) dan Dahrin La Ode (Dosen Damai dan Resolusi Konflik di Unhan sekaligus Direktur Eksekutif Center Institute of Strategic Studies).
Sebagai langkah awal pembentukan forum tersebut, akan digelar Seminar Pra Kongres Boemipoetra Nusantara Indonesia Bagian Barat, Senin 23 april 2018, di Hotel Santika Premier Yogyakarta, Jl. Jenderal Soedirman No.19 Cokrodiningratan, Jetis, Kota Yogyakarta.
Ketua Panitia Seminar Pra Kongres Boemipoetra Nusantara Indonesia Bagian Barat, Muhardi Zainudin mengatakan, seminar diselenggarakan bertujuan untuk mengungkapkan dan menegaskan kembali atas peran, hak dan kewajiban boemipoetra dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara,
“Seminar juga bertujuan menyikapi secara kritis dan komprehensif permasalahan yang terjadi saat ini khususnya permasalahan kesenjangan sosial dan ekonomi yang semakin tajam. Selain itu sebagai upaya menumbuhkan kesadaran kepada masyarakat luas bahwa boemipoetra merupakan Pendiri, Pemilik, Penguasa NKRI. Kemudian, mewujudkan kekuasaan boemipoetra Nusantara Indonesia pada setiap dimensi ASTA GATRA nasional,” ujar Muhardi dalam keterangan persnya di Yogyakarta.
Menurut Muhardi, tahun 2018 ini kemerdekaan Indonesia memasuki usia yang ke 73 tahun. Namun demikian, kata dia, masih banyak persoalan-persoalan yang perlu mendapat perhatian serius dari semua elemen masyarakat, terutama persoalan keadilan dan kesejahteraan yang justru kian jauh dari cita-cita para founding fathers. Ia menilai hal itu tercermin dari penguasaan SDA yang hanya dinikmati oleh segelintir orang, di mana sebanyak 1 persen orang kaya di Indonesia menguasai 46 persen kekayaan Indonesia,
“Selain itu, sumber-sumber penghidupan yang strategis seperti energi, pangan, air, tanah dan finance telah dikuasai asing,” tandas Muhardi.
Muhardi menjelaskan, Seminar Pra Kongres Boemipoetra Nusantara Indonesia yang bertajuk “Boemipoetra Pendiri NKRI, Boemipoetra Pemilik NKRI dan Boemipoetra Penguasa NKRI” di Yogyakarta, merupakan sesi ke-2. Sebelumnya, kata Muhardi, sesi pertama acara yang sama telah diselenggarakan di Makassar (Sulawesi Selatan),
“Yang kedua ini kami selenggrakan di Yogyakarta, karena Yogyakarta ini kota istimewa yang penuh sejarah perjuangan priboemi Indonesia. Harapannya dari Yogyakarta ini akan tumbuh semangat priboemi Indonesia untuk kembali bangkit,” harapnya.
Ditambahkan Muhardi, acara seminar Pra Kongres nantinya akan dihadiri oleh tokoh-tokoh nasional, tokoh agama, tokoh adat, tokoh masyarakat dan berbagai Organisasi Kepemudaan (OKP) dan Organisasi Masyarakat (ORMAS) di Yogyakarta.
Pembicara dalam seminar adalah para akademisi, praktisi dan pakar di bidangnya. Antara lain, Kaelan yang akan berbicara status boemipoetra menurut paradigma ideologi pancasila. Maswadi Rauf akan berbicara status boemipoetra Indonesia pra invasi Belanda dan pasca invasi hingga era reformasi. Sobar Sutisna akan berbicara status sospol boemipoetra menurut paradigma penguasaan geografis NKRI. . Dahrin La Ode akan berbicara mengenai status Boemipoetra menurut paradigma politik NKRI”.
Sementara itu praktisi senior, Yusril Ihza Mahendra akan berbicara status boemipoetra menurut hukum tata negara Indonesia. Djoko Santoso akan berbicara status boemipoetra nusantara menurut pertahanan dan keamanan NKRI. Ichsanuddin Noorsyakan memaparkan status boemipoetra menurut pembangunan ekonomi nasional. Sementara Marzuki Alie akan berbicara kebangkitan ekonomi boemipoetra Indonesia. (Ika)