Ilustrasi (sutriyati/kabarkota.com)
SLEMAN (kabarkota.com) – Baru-baru ini, beredar sejumlah video di media sosial yang menggambarkan pantai-pantai di Gunung Kidul dilanda ombak besar. Meski tak menimbulkan korban jiwa, namun kondisi tersebut sempat membuat warga setempat dan para wisatawan panik.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) DIY memprediksi, gelombang tinggi di sepanjang pesisir selatan DIY masih akan terjadi dalam beberapa hari ke depan.
Kepala Stasiun Klimatologi (Staklim) BMKG DIY, Agus Sudaryatno mengungkapkan, potensi tinggi gelombang laut yang signifikan di pesisir selatan DIY akan berlangsung hingga 26 Juli 2018 mendatang.
Itu terjadi, kata Agus, karena TC Ampil berada di belahan bumi bagian utara atau lebih tepatnya di Laut China Selatan, sebelah utara Filipina. Aktifitas TC AMPIL yang bergerak ke arah barat, dengan kecepatan 18 km/jam dan kecepatan anginnya maksimal di sekitar pusatnya 92 km/jam, serta tekanan 985 hPa. Sementara tekanan udara di belahan bumi bagian selatan sebesar 1026 hPa.
“Kondisi perbedaan tekanan udara yang signifikan antara Belahan bumi bagian utara dan selatan itu berdampak pada peningkatan kecepatan angin hingga lebih dari 35 km/jam dan peningkatan tinggi gelombang laut di pesisir selatan Yogyakarta,” jelas Agus melalui siaran persnya, 20 Juli 2018.
Adapun prakiraan tinggi gelombang laut, dari tanggal 20 – 26 Juli 2018 adalah sebagai berikut:
Tgl 20 : 3.0 – 5.0 meter
Tgl 21 : 3.0 – 3.5 meter
Tgl 22 : 2.5 – 3.0 meter
Tgl 23 : 3.0 – 4.0 meter
Tgl 24 : 4.0 – 6.0 meter
Tgl 25 : 4.0 – 6.0 meter
Tgl 26 : 4.0 – 5.0 meter
Untuk itu, BMKG DIY mengimbau agar para nelayan dan wisatawan dapat mewaspadai cuaca ekstrim tersebut.
“Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, sebaiknya nelayan untuk sementara waktu tidak melaut dan wsatawan juga tidak mandi di laut, hingga tinggi gelombang laut kembali normal,” pintanya. (sutriyati)