Ilustrasi bangkai gajah (Sumber foto: kanalsatu.com)
PEKANBARU (kabarkota.com) – Organisasi yang konsen dalam perlindungan satwa, World Wildlife Fund (WWF) Indonesia Wilayah Riau mengungkap, dalam dua tahun terakhir, ada 38 ekor gajah sumatera (elephas maximus sumatranus) tewas dengan kondisi mengenaskan di kawasan konsesi hutan tanam industri (HTI) akasia.
"Pada 2013, ditemukan 15 bangkai gajah, sebagian besar berada di kawasan konsesi HTI," kata Humas WWF Wilayah Riau, Syamsidar, di Pekanbaru, sebagaimana dikuti Antara, Kamis (30/10).
Syamsidar menjelaskan, bangkai gajah-gajah itu banyak ditemukan di sekitar hutan alam dan hutan industri yang berada di tepian Taman Nasional Tesso Nilo. Pada 2014, lanjutnya, tercatat sejak Januari hingga Oktober telah ditemukan sebanyak 23 bangkai gajah dalam kondisi mengenaskan.
Sebanyak 17 hingga 19 dari 23 gajah itu, Syamsidar melanjutkan, ditemukan mati di kawasan konsesi akasia berdekatan dengan Taman Nasional Tesso Nilo. “Tiga bangkai lainnya ditemukan di kawasan HTI milik PT Arara Abadi yang merupakan perusahaan pendistribusi bahan mentah (kayu) ke PT Indah Kiat Pulp and Paper, anak perusahaan Sinar Mas Grup,” ungkap Syamsidar.
Belum lama ini, Lembaga Biologi Molekuler Eijkman telah meneliti populasi gajah sumatera melalui kotoran hingga identifikasi jumlah gajah di Taman Nasional Tesso Nilo, Provinsi Riau. Hasilnya, populasinya hanya tersisa 73 ekor.
AHMAD MUSTAQIM