Gambar baru rebranding Logo Jogja yang dinilai lebih terbaca 'Togua'. (sumber gambar: hiddenskills.wordpress.com)
YOGYAKARTA (kabarkota.com) – Dewan Kebudayaan DIY mengaku kecewa dengan desain rebranding Jogja yang saat ini sedang menjadi sorotan publik. Kekecewaan itu disampaikan Ketua Dewan Kebudayaan DIY, Joko Dwiyanto dalam pembahasan lanjutan rebranding Jogja di kompleks Kepatihan, Senin (3/11). "Dari sisi pilihan huruf, itu font-nya mudah dicari di komputer sehingga jangankan ada rasa memiliki, rasa istimewa pun tidak," ujar Joko.
Menurutnya, unsur utama yang harus ditonjolkan dalam pembuatan logo baru itu mencakup kreativitas dan kultur masyarakat Yogyakarta. Selain itu Joko juga khawatir jika pembuatan logo baru itu mencapai Rp 1,5 miliar justru menimbulkan tanda tanya di masyarakat. "Suka tidak suka pasti membuka kecurigaan masyarakat," ungkap Joko.
Oleh karena itu, pihaknya berharap ada keterlibatan masyarakat dalam pembuatan logo baru ini. Terlebih, Yogyakarta memiliki banyak orang kreatif.
Senada dengan Joko, Ketua Komunitas #JogjaDaruratLogo, Sumbo Tinarbuko juga menganggap bahwa desain logo baru yang sudah beredar di masyarakat itu tidak merepresentasikan orang Yogyakarta. "Jogja itu dasarnya keraton dan kampung," kata Sumbo.
Sumbo berpendapat, kedua unsur tersebut tidak bisa diimprovisasi sedemikian rupa sebagaimana yang sudah beredar selama ini. Oleh karenanya, Sumbo juga mengatakan, pihaknya bersama dengan Desainer Grafis Akar Rumput yang tergabung dalam komunitas #JogjaDaruratLogo juga telah menyerahkan 'sedekah' 53 desain logo type rebranding Jogja sebagai pembacaan ulang atas desain logo baru yang telah ada. "Materi 'sedekah' itu sudah kami sampaikan ke Bappeda. Sekarang bolanya ada di pemerintah," ungkap Sumbo.
Meski begitu, Sumbo menyanggah jika 'sedekah' itu sebagai bentuk desain tandingan dari yang telah ada. Melainkan, ini sebagai bentuk partisipasi dari masyarakat. "Kami menganggap rebranding yang ada sekarang malah seperti Holding Company hotel-hotel di Yogyakarta," ucap Sumbo sembari tersenyum.
Sebelumnya, sejumlah media memberitakan bahwa desain grafis rebranding Jogja, a whole new life menjadi perdebatan publik karena dianggap tulisan Jogja lebih mirip dengan tulisan "Togua".
SUTRIYATI