Mesin pencacah plastik karya tim peneliti dari Departemen Teknin Mesin dan Industri, Fakultas Teknik (FT) UGM. (dok. humas ugm)
SLEMAN (kabarkota.com) – Tim peneliti dari Departemen Teknin Mesin dan Industri, Fakultas Teknik (FT) UGM berhasil membuat inovasi berupa mesin pencacah plastik.
Ketua tin peneliti, Muslim Mahardika mengatakan, inovasi ini sebagai salah satu solusi mengatasi sampah plastik. Mengingat, tingginya penyebaran sampah plastik masih menjadi persoalan serius yang dihadapai Indonesia.
Data Jambeck (2015) menempatkan Indonesia sebagai negara terbesar kedua penghasil sampah setelah China. Kondisi itu tak lepas dari kontribusi penggunaan plastik oleh masyarakat yang tinggi. Keseharian masyarakat yang masih bergantung pada plastik, membuat produksi plastik kresek meningkat dan mengakibatkan sampah plastik semakin banyak.
Tujuan utama pembuatan mesin pencacah plastik kresek ini, ungkap Muslim, adalah untuk mengembangkan pengolahan sampah plastik menjadi produk bernilai tambah, termasuk mengurangi sampah plastik yang ada di masyarakat.
“Hasil cacahan plastik tersebut digunakan sebagai bahan daur ulang plastik yang digunakan oleh pabrik daur ulang plastik dan juga sebagai bahan campuran aspal,” tuturnya, melalui siaran pers Humas UGM, Kamis (14/2/2019).
Muslim juga menjelaskan, mesin pencacah plastik kresek ini telah dikembangkan sejak awal tahun 2018 lalu, dan dibuat sesuai dengan permintaan dari Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yang membutuhkan bahan plastik sebagai bahan campuran aspal untuk pembangunan ruas jalan. Saat ini mesin telah diproduksi secara massal oleh salah satu badan usaha milik negara yakni PT. Barata Indonesia.
“Dengan mesin ini menghasilkan cacahan plastik kresek yang bisa disesuaikan kebutuhan, ukuran cacahan bisa disetel 1-4 milimeter. Sedangkan pada mesin pencacah plastik di pasaran bisanya menghasilkan ukuran sekitar 0,5 cm,” sebut Muslim.
Tak hanya itu, mesin pencacah plastik ini juga memiliki sejumlah keunggulan lain yakni berdaya rendah yakni 2-5 HP. Sementara mesin serupa dipasaran biasanya berdaya 7-10 HP. Satu HP setara dengan 745,7 watt.
Mesin ini dibuat dari enam komponen utama yaitu tempat penampung hasil cacahan lastik kresek (hopper), motor listrik, roda gila (fly wheel), belt, poros, serta pisau statis dan pisau dinamis. Bentuk mesin dibuat tidak jauh berbeda dengan mesin yang ada di pasaran. Memiliki ukuran panjang mesin 1 meter, tinggi 1,7 meter, dan lebar 1 meter.
“Sebagian besar mesin ini dibuat dengan memanfaatkan komponen lokal,” ucapnya.
Mekanisme kerja mesin ini menggunakan motor listrik AC yang ditransmisikan menggunakan fan belt sehingga memutar poros pisau untuk mencacah plastik dengan roda gila yang berfungsi sebagai penyimpan inersia. Untuk kecepatan putar mesin antara 400-1000 rpm.
“Mesin kami desain secara sederhana sehingga mudah untuk dioperasikan,” ungkapnya.
Muslim dan tim mengembangkan mesin pencacah plastik dalam tiga tipe berdasar kapasitas cacahan sampah plastik. Tipe mesin itu adalah kapsitas kecil 10-20 kg/jam, kapasitas sedang 20-30 kg/jam, dan kapasitas besar 40-50 kg/jam.
Inovasi ini diharapkan mampu mendukung upaya pemerintah dalam mengatasi sampah plastik. Selain itu juga mendorong pengelolaan sampah plastik yang lebih baik di masa depan. (Ed-02)